ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Awas, Musuh Dalam Selimut!

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 04 April 2011 | 21.27

Pembaca yang budiman, di masa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam masih hidup ada dua golongan musuh Islam yaitu orang kafir dan orang munafiq. Di antara kedua golongan ini orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya bagi ummat Islam, karena mereka mengaku Islam namun pada hakekatnya menghancurkan Islam dari dalam. Dan hal ini senantiasa terjadi di sepanjang jaman, begitu pula di jaman kita sekarang ini bahkan di negeri yang kita tinggali ini.

Alloh Ta’ala memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman supaya berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq. Alloh berfirman, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah: 73)

JIL Mengganyang Islam

Salah satu musuh yang kini tengah dihadapi ummat Islam adalah ajaran sesat yang dibawa oleh Jaringan Islam Liberal/JIL. Sehingga kerancuan yang mereka tebarkan perlu dibantah, apalagi orang-orang yang membawa pemikiran sesat ini adalah tokoh-tokoh yang digelari cendekiawan, kyai dan intelektual. Sebenarnya pernyataan mereka terlalu menyakitkan untuk ditulis dan disebarluaskan, namun demi tegaknya kebenaran maka dalam kesempatan ini akan kami bawakan beberapa contoh kesesatan pemikiran mereka yang dengannya pembaca akan mengetahui betapa rusaknya akidah Islam Liberal ini.

Orang JIL Tidak Paham Tauhid

Nurcholis Majid menafsirkan Laa ilaaha illalloh dengan arti “Tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar)”. Padahal Rosululloh, para sahabat dan para ulama dari jaman ke zaman meyakini bahwa makna Laa ilaaha ilalloh adalah “Tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh”. Dalilnya adalah firman Alloh, “Demikian itulah kuasa Alloh Dialah sesembahan yang haq adapun sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Alloh adalah (sesembahan) yang batil…” (Al Hajj: 62). Nah, satu contoh ini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa ajaran JIL adalah sesat karena menyimpang dari petunjuk Rosululloh dan para sahabat. Walaupun dalam mempromosikan kesesatannya mereka menggunakan label Islam, tapi sesungguhnya Islam cuci tangan dari apa yang mereka katakan.

Orang JIL Tidak Paham Kebenaran

Ulil Abshar (seorang tokoh JIL -ed) mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar katanya. Padahal Al Qur’an dan As Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Alloh hanyalah Islam.” (Ali Imron: 19). Nabi juga bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nasrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka.” (HR. Muslim). Kalau Alloh dan Rosul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa menjawab apakah yang dikatakan Ulil ini kebenaran ataukah bukan?

Orang JIL Tidak Paham Islam

Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. Maksud mereka siapapun dia apapun agamanya selama dia pasrah kepada Tuhan maka dia adalah orang Islam. Allohu Akbar! Ini adalah Jahil Murokkab (bodoh kuadrat), sudah salah, merasa sok tahu lagi. Cobalah kita simak jawaban Nabi ketika Jibril bertanya tentang Islam. Beliau menjawab, “Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Romadhon dan berhaji ke baitulloh jika engkau sanggup mengadakan perjalanan ke sana.” (HR. Muslim). Siapakah yang lebih tahu tentang Islam; Nabi ataukah orang-orang JIL?

Orang JIL Menghina Syari’at Islam

Ulil Abshor mengatakan bahwa larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi. Padahal Alloh Ta’ala telah berfirman, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian.” (Al Ma’idah: 3). Kalau Alloh yang maha tahu sudah menyatakan bahwa Islam sudah sempurna sedangkan Ulil mengatakan bahwa ada aturan Islam yang tidak relevan -tidak cocok dengan perkembangan jaman- maka kita justeru bertanya kepadanya: Siapakah yang lebih tahu, JIL ataukah Alloh?!

Orang Bodoh Kok Diikuti?

Demikianlah beberapa contoh kesesatan pemikiran JIL. Kita telah melihat bersama betapa bodohnya pemikiran semacam ini. Kalaulah makna tauhid, makna Islam adalah sebagaimana yang dikatakan oleh mereka (JIL) niscaya Abu Jahal, Abu Lahab dan orang-orang kafir Quraisy yang dimusuhi Nabi menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam. Karena mereka meyakini bahwasanya Alloh-lah pencipta, pengatur, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan, yang mampu menyelamatkan mereka ketika tertimpa bencana, sehingga ketika mereka diombang-ambingkan oleh ombak lautan mereka mengikhlashkan do’a hanya kepada Alloh, memasrahkan urusan mereka kepada-Nya.

Namun dengan keyakinan semacam ini mereka tetap saja menolak ajakan Nabi untuk mengucapkan Laa ilaaha illalloh. Bahkan mereka memerangi Rosululloh, menyiksa para sahabat dan membunuh sebagian di antara mereka dengan cara yang amat keji. Inilah bukti bahwa orang-orang JIL benar-benar tidak paham Al Qur’an, tidak paham As Sunnah, bahkan tidak paham sejarah!!

Himbauan

Melalui tulisan ini kami menghimbau kepada segenap kaum muslimin agar menjauhi buletin, majalah, website, siaran TV atau radio yang digunakan oleh JIL dalam menyebarkan kesesatan mereka dan bagi yang memiliki kewenangan hendaklah memusnahkannya. Karena Alloh Ta’ala telah memerintahkan, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah: 73). Dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang bisa membentengi kaum muslimin dari kebinasaan kecuali dengan kembali berpegang dengan Al Qur’an dan As Sunnah serta pemahaman para salafush sholih (sahabat dan murid-murid mereka). Dan Rosululloh telah menegaskan bahwasanya ilmu itu hanya bisa diraih dengan cara belajar (lihat Fathul Bari). Semoga tulisan yang singkat ini bisa meruntuhkan kerancuan-kerancuan yang ditebarkan oleh musuh-musuh Alloh dan Rosul-Nya.

Imam Al Auza’i berpesan, “Wajib atas kalian mengikuti jejak salaf (para sahabat) walaupun banyak manusia yang menentangmu. Dan waspadalah dari pemikiran-pemikiran manusia meskipun mereka menghiasinya dengan perkataan-perkataan yang indah di hadapanmu”. Hanya kepada Alloh-lah kita memohon perlindungan. Wallohu a’lam.

***

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

21.27 | 0 komentar | Read More

Misteri Negara yang Hilang di Dunia

Sebelum mengintip negara-negara mana saja yang hilang, coba kalian lihat dulu apa sih sebenarnya negara itu ?
Aristoteles, negara adalah perpaduan beberapa keluarga yang mencakup bbrapa desa, hingga akhirnya dpt berdiri sendiri sepenuhnya dengan tujuan kebahagiaan dan kehormatan bersama .Dalam sebuah negara,pemerintahan mengatur politik,militer,ekonomi,sosial maupun budaya negara tersebut. Engga main-main,kan arti sebuah negara itu? Kenapa sampai bisa hilang,ya ?

tibet
Pernah dengar nama Tenzin Gyatso ? hmmm,mungkin banyak diantara kita yang lebih familiar dengan nama Dalai Lama daripada nama asli sang peraih Nobel Perdamaian tahun 1989 ini ya.Nah,Dalai Lama inilah gelar untuk Raja Tibet yang selain sebagai pemimpin negara sekaligus juga sebagai pemimpin agama.Tapi itu dulu di masa lalu.Dulu sebelum serbuan tentara merah Cina tahun 1950 ,Tibet yang berada di Pegunungan Himalaya ini memang merupakan sebuah kerajaan merdeka. Tetapi ,pada musin gugur tahun 1951 pasukan Cina berhasil menguasai ibu kota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaanya. kabarnya, sebelum dikuasai oleh Cina, negara yang disebut sebagai ‘Roof of The World’ (tingginya 4.900 meter di atas permukaan laut!) merupakan daerah yang dianggap menyimpan misteri bagi para petualang . Engga semua petualang bisa masuk ke wilayah tertutup, lho .
Bergejolaknya Tibet, memaksa sang Dalai Lama ke-14 keluar dari negaranya . Akhirnya, pada tanggal 17 Maret 1959, sang Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari penangkapan tentara Cina dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian (Government in Exile) di Dharamsala, India utara sampai sekarang . Sejak itulah, Tibet yang didirikan sejak abad ke-7 ini berubah dari ‘kerajaan merdeka’ menjadi sebuah provinsi bagian dari negara Cina .

sikkim
Walaupun sebagian dari kita engga pernah mendengar namanya , tapi Sikkim pernah eksis saat abad ke-17 hingga berakhirnya kekuasaan pada tahun 1975. Kerajaan merdeka yang masih bertetangga dengan Tibet, Nepal dan Bhutan ini dianggap sebagai wilayah India yang paling sedikit penduduknya .
Wilayah yang luasnya hanya 7.110 km ini dianggap suci dan dikenal dengan sebutan Indrakil atau Taman Dewa Indra, raja para dewa di nirwana dalam dalam kepercayaan agama Hindu. Bahkan , menurut catatan sejarah tertua , Guru Rinpoche (master suci Budha) pernah mengadakan perjalanan melalui Sikkim pada abad ke-8. Konon , sang Guru memberkati tanah Sikkim , memperkenalkan ajaran Buddha dan meramalkan era kerajaan yang makmur di Sikkim (yang kemudian menjadi kenyataan beberapa abad kemudian).
Tahun 1642 , terbentuklah kerajaan Sikkim yang diperintah oleh Phuntsok Namygal sebagai Chogyal (raja) pertama Sikkim. Berbagai peristiwa mewarnai sejarah Sikkim yang panjang. Dimulai dari serbuan Bhutan ke Sikkim pada tahun 1700 berkat ‘bantuan’ half-sister sang Chogyal yang sakit hati karena engga diberi bagian kekuasaan. Serangan terhadap Sikkim berlanjut dengan Gurkha War pada tahun 1814 antara tentara Inggris dan Nepal yang saat itu menduduki Sikkim. Sampai pada akhirnya Parelemen India memutuskan Sikkim menjadi negara bagian India ke-22 pada 16 Mei 1975 .

champa
Coba ingat-ingat pelajaran sejarah jaman SD dulu. Penah dengar kisah tentang seorang Putri Champa yang menikah dengan Raja Majapahit ? Walaupun terdengar seperti sebuah dongeng, tapi ternyata kerajaan Champa itu benar-benar ada lho. Kerajaan dengan nama asli Cham Pa atau Chiam Tnanh ini dulunya menguasai vietnam bagian selatan dan tengah, pada abad ke-7 sampai tahun 1832 .
Menurut sejarah, ada sebuah kerajaan lain bernama Lin Yi atau Lam Ap yang muncul pada tahun 192 Masehi , jauh sebelum kerajaan Champa sendiri terbentuk. Menurut legenda , Lady Po Nagar merupakan pendiri bangsa Cham. Konon, dia lahir dalam keluarga petani di Pegunungan Dai An, provisi Khanh Hoa. pada awal abad ke-1, seorang pria dari tanah Jawa bernama Houen Houel yang membawa patung Dewa Vishnu berhasil mendarat di daerah Champa. nah, di sana dia menikahi Lady Po Nagar yang kemudian bersama-sama mendirikan kerajaan Lin Yi, yang kemudian dikenal dengan nama Champa .

Champa mencapai kejayaannya pada abad ke-9 dan ke-10. Namu, setelah masa itu, muncullah tekanan dari dinasti Dai Viet. Puncaknya pada tahun 1471, tentara Vietnam berhasil menerobos Vijaya, ibu kota kerajaan . Akhirnya pada tahun 1832, Kaisar Vietnam Minh Mang mengamblil alih seluruh wilayah Champa .
Sstt, Champa memiliki hubungan yang dekat dengan negara kita, lho . Salah seorang Putri Darawati yang beragama Islam menika dengan Kertawijaya , Raja Majapahit ke-7 pada tahun 1447 . Makam putri ini pun bisa ditemukan di Troeulan , Jawa Timur yang dulunya dikenal sebagai pusat ibu kota kerajaan Majapahit. Selain itu, Champa juga memiliki hubungan dagang yang kuat dengan kerajaan Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan .
ussr
Sering melihat nama ini saat kita menonton film yang bercerita tentang Perang Dunia II? Yup , ussr adalah kependekan dari Union of Soviet Socialist Repiblics atau nickname-nya sering disebut Uni Soviet atau Soviet Union . Negara komunis dengan Mikhail Gorbachev sebagai Presiden yang memerintah dari thn 1985-1991 ini adalah negara terluas di dunia, lho . Total areanya mencapai 22,402,200 km2, itu artinya lebih dari 10 kali lipat luas Indonesia !
Awalnya, USSR ini merupakan pengganti pemerintahan yang dulunya dipimpin oleh Kekaisaran Rusia. Tsar Nicholas II memerintah sampai bulan MAret 1917 , yg kemudian digulingkan oleh pemerintahan Vladimir Lenin dlm peristiwa yang dikenal dengan sebuta ‘Russian Revolution’ .
Sejarah panjang menjadikan negara beruang merah ini sebagai negara adi daya kedua setelah Amerika Serikat. Persaingan dua negara dalam bidang ekonomi, perdagangan luar negeri, militer, ilmu sains dan ilmu antariksa bahkan sampai bidang olahraga itulah yang sering kita dengar dengan julukan ‘Cold War’ atau Perang Dingin. Perseteruan ini berlangsung dari tahun 1945 sampai 1991 .
Jadi ke manakah USSR sekarang? Negara ini engga ke mana-mana kok,tapi berubah nama menjadi Russian Federation setelah USSR dibubarkan pada bulan Desember 1991, dan mengangkat Boris Yeltsin sebagai Presiden Rusia Pertama .

hawaii
Mungkin engga banyak yang tahu bahwa negara bagian Amerika Serikat ini dulunya pernah menjadi negara merdeka, lho .
Sejarahnya panjang juga. Negara kepulauan ini dulunya merupakan sebuah kerajaan (The Kingdom of Hawaii) yg pernah eksis dari tahun 1795 sampai 1894, dan sempat diperintah oleh dua dinasti keluarga ngetop : Kamehameha dan Kalakua. Setelah pembubaran kerajaan Hawaii ini, dibentuklah negara merdeka berbentuk Republik dengan nama resmi The Republic of Hawaii . Sayangnya negara ini hanya berkuasa selama 4 tahun saja , yaitu dari tahun 1894 sampai 1898. Negara merdeka ini akhirnya bergabung dalam pemerintahan Amerika dan nama pun berubah lagi menjadi Territory of Hawaii .
Bagaimana nasib negara beribukota Honolulu ini sekarang ? Jangan bingung karena sejak terdaftar sebagai negara bagian USA ke-50 pada tanggal 21 Agustus 1959, negara seluas total 28,311 km2 ini lebih dikenal dengan nama State of Hawaii .

Republik Federal Sosialis Yugoslavia,
sebelumnya bernama Federal Demokratik Yugoslavia (1943-1946) dan Republik Rakyat Federal Yugoslavia (1946-1992), eksis dari tahun 1943-1992. Negara ini adalah kelanjutan dari Kerajaan Yugoslavia (1918-1943). Negara ini merupakan negara federal dengan negara-negara bagian yakni Serbia, Montenegro, Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Makedonia serta dua daerah otonomi khusus Kosovo dan Vojvodina. Negara ini beribukota di Beograd.
Republik Federal Sosialis Yugoslavia pecah pada awal 1990an. Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 25 Juni 1991. Makedonia memerdekakan diri pada tanggal 8 September 1991. Pada bulan Maret 1992, Penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk merdeka dan mendeklarasikan negara Bosnia-Herzegovina. Dua negara bagian yang tersisa, Serbia dan Montenegro, membentuk Republik Federal Yugoslavia (RFY) pada tanggal 28 April 1992.

Uni Negara Serbia dan Montenegro, adalah uni dari negara Serbia dan Montenegro yang eksis antara 2003-2006. Kedua negara, yang merupakan bekas negara bagian Republik Federal Sosialis Yugoslavia, awalnya membentuk Republik Federal Yugoslavia (RFY) pada 1992. Pada 2003, RFY dibentuk ulang sebagai Uni Negara Serbia dan Montenegro.
Pada tanggal 21 Mei 2006, Montenegro menyelenggarakan suatu referendum untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pada 31 Mei, hasil akhir resmi menunjukkan bahwa 55,5% pemberi suara memilih untuk merdeka. Uni negara ini secara efektif berakhir setelah deklarasi kemerdekaan resmi Montenegro pada tanggal 3 Juni 2006 dan deklarasi kemerdekaan resmi Serbia pada tanggal 5 Juni. Banyak pihak melihat hal ini sebagai simbol dari akhir perjalanan sisa-sisa bekas negara Yugoslavia.
Serbia dan Montenegro bekerja sama hanya dalam sejumlah bidang politik (mis. dalam pertahanan). Kedua negara ini mempunyai kebijakan ekonomi dan mata uang yang terpisah. Mereka tidak lagi mempunyai satu ibukota yang sama, dan lembaga-lembaga bersamanya dibagi dua antara Beograd di Serbia dan Podgorica di Montenegro.

Sumber: Unik.Us

21.16 | 0 komentar | Read More

Tanda Tanda Datangnya Dajal

Kekayaan Dajjal
Al-Mughirah bin Sju'bah r.a. berkata bahwa seorang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajal sebagai kelanjutan dari pertanyaan saya, hingga Nabi saw bersabda kepadaku:

"Apakah kepentinganmu?" Aku menjawab, "Orang-orang berkata bahwa Dajal mempunyai bukit roti dan sungai air?" Lalu Nabi menjawab, "Itu sangat remeh bagi Allah." (HR Bukhari dan Muslim).


Oleh karena kemampuannya menguasai dan mengolah seluruh sumber daya alam, serta mengontrol dan menjaganya untuk kepentingan konspirasi zionisme, maka harta kerajaan Dajal berlimpah-ruah --sebagai mana disebutkan dalam hadits tadi-- juga mempunyai bukit roti dan sungai air. Perjalanan waktu mengelola sistem moneter, perbankan, dan perekonomian yang dirintis secara modern sejak The Knight Templar menyebabkan mereka mempunyai aset keuangan yang dapat menguasai --khususnya perputaran uang-- di seluruh dunia.


Lembaga keuangan, mulai dari World Bank dan IMF merupakan perpanjangan "bukit-bukit roti" yang dibagikan kepada para "pengemis" negara berkembang dengan berbagai persyaratan yang membelenggu dan memperbudak negara yang diberi pinjaman olehnya. Kemandirian ekonomi telah lindap dan mereka hanya menjadi "sapi perah" kaum Dajal. Sumber daya alam di negara-negara Goyim (non-Yahudi) harus dimanfaatkan sebesar-besarnya. Jaringan perusahaan minyak berskala internasional yang didukung oleh para profesional serta para eksekutif yang merangkap juga sebagai "spion swasta" dikuasai sepenuhnya oleh Amerika dan negara Barat lainnya.


Kita mengenal Mobil Oil, Stanvac, Maxus, British Petrolium, dan sebagainya. Sedangkan cadangan minyak dan emas negaranya sendiri dibiarkan untuk sementara waktu. Modal mereka adalah teknologi, modal, dan keahlian khusus yang bergerak dalam bidang perusahaan multinasional yang melakukan eksplorasi minyak dan kerja sama pemboran secara bagi hasil. Dengan cara seperti itu, kekayaan dan deposit minyak mentah yang ada di Amerika untuk sementara tidak disentuh sebagai upaya preventif apabila deposit minyak di negara-negara lain telah habis. Dan pada saat itu, merekalah yang mengambil kendali kekuatan minyak dan gas bumi ini, karena cadangan di negara Barat masih cukup besar.
19.27 | 0 komentar | Read More

Asal Muasal Zionis Modern


Sabbatai Zevi dalam abad ke-17, ia mengklaim dirinya sebagai juru selamat Yahudi yang dijanjikan
Ideologi Zionisme Modern berakar pada pemikiran seorang Yahudi Mesiah palsu bernama Sabbatai Zevi dalam abad ke-17, ia mengklaim dirinya sebagai juru selamat Yahudi yang dijanjikan, ia datang untuk mendirikan kerajaan Yahudi di tanah yang dijanjikan di Palestina.
Zevi adalah seorang tokoh yang sangat kontroversial, dia tidak hanya menolak Talmud tetapi memerintahkan untuk melakukan apa yang bertentangan dengan perintah Tuhan di dalam Talmud. “Dosa” dan “kesalahan” tidak ada lagi dan segala sesuatu serta apa pun diperbolehkan, perintah-perintah Tuhan di dalam Taurat sekarang dibatalkan, karena neurut Zvi, zaman mesiah telah tiba dan dialah orangnya yang akan melakukan penyelamatan terhadap mereka.

Sebagaimana ditulis oleh Jerry Rabow dalam bukunya berjudul “50 Jewish Messias” diterbitkan oleh Gefen di Jerusalem, (sumber Barry Chamish): “Melalui semua ini, Shabbatai Zevi terus mengeluarkan pernyataan mengenai perubahan teologis yang dilakukannya sehubungan dengan kedatangan zaman messiah. Kebaktian baru Shabbatai adalah, ‘Pujian kepada-Nya yang membolehkan yang terlarang.”
Ketika segala sesuatu akan diizinkan pada zaman messiah, Shabbatai mengumumkan bahwa banyak dari pembatasan-pembatasan sebelumnya dalam Taurat tidak lagi diterapkan lagi. Dia menghapuskan hukum mengenai hubungan seksual. Dia secepatnya mengumumkan bahwa sejumlah tigapuluh enam jenis dosa utama yang dimuat dalam kitab Bibel saat ini diizinkan dan memerintahkan sebagian dari pengikut-pengikutnya bahwa adalah tugas mereka untuk melakukan beberapa dosa dalam rangka untuk mempercepat penyelamatan “

Zevi atau Zvi adalah seorang kabbalis dan okultis yang menipu sebagian besar Yahudi pada waktu itu dan yang datang kemudian. Dia dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1626, di Smyrna, Turki. Pada tahun 1666 dia pindah agama dan memeluk Islam bersama-sama dengan sebagian dari pengikut-pengikutnya dan mengganti namanya dengan Aziz Mehemet.
Sebagian besar Yahudi dikecewakan dengan tindakannya ini, akan tetapi dia mengatakan kepada mereka bahwa dia harus menjadi Muslim dalam rangka untuk memurtadkan orang-orang Muslim mengajaknya kedalam agama Yahudi, namun sebaliknya, kepada Sultan dan orang-orang Turki menceritakan bahwa dia harus tetap melakukan hubungan yang erat dengan Yahudi dalam rangka untuk memurtadkan Yahudi dan mengajaknya masuk kedalam agama Islam. Dengan demikian Zevi bebas untuk pergi kemanapun dan melakukan apapun yang ia sukainya.

Shabbatai Zvi, Nathan Ghazzati sang nabi dan Jacob Frank

Perihal Zevi diungkapkan kepada orang-orang Turki oleh mesiah Yahudi lain dari Polandia. Zevi menyatakan kepada mesiah dari Polandia mengenai nubuwatan yang diberikan oleh orang kepercayaannya, Nathan Ghazzati sang nabi, bahwa Zevi ditakdirkan untuk menjadi penguasa Kekaisaran Ottoman. Akibatnya, Zevi diasingkan ke sebuah desa kecil di Albania dimana disana ia mati. Akan tetapi para pengikut Shabbatai sungguh kemudian menjadi penguasa sebenarnya di Turki modern, sekalipun hanya melalui cara halus yang tidak nampak.

Pengaruh Zevi di antara Yahudi tidak hilang dengan kematiannya, banyak orang Yahudi mempercayai si jago tipu-muslihat ini yang menghalalkan tipu-daya sebagai sebuah cara untuk mencapai tujuannya. Kemudian. seorang rabbi ekstrem bernama Rebbe Berechiah menggantikan peran Zevi dan mengambil-alih gerakan Shabbataisme.

Barry Chamish dalam sebuah artikelnya berjudul “Deutsch Devils,” (Desember 31, 2003), dalam situsnya (barryChamish.com) mengatakan bahwa “para pengikut Shabbatai melanjutkan kehidupan kelompok mereka dengan sembunyi-sembunyi di dalam sebuah sekte Donmeh di Turki, kegiatan mereka berlanjut sampai dengan hari ini, sebagaimana dilaporkan secara ekstensif pada tahun ini, bahkan dilaporkan pula oleh the Jerusalem Post. Salah seorang pengikut Donmeh adalah Jacob Frank (1726-1726), yang akan mentransformasikan Eropa dan dunia ke dalam sebuah neraka Shabbataian, setidaknya setelah satu abad kemudian.”

Jakob Frank kemudian menggantikan Rebbe Berechiah dan dalam abad kedelapan belas membawa ideologi Donmeh ke Eropa. Dia membuat sebuah persekutuan di dekat Frankfurt, Jerman, dengan seorang Jesuit bernama Adam Weishaupt dan kerajaan Rothschild. (Adam Weishaupt adalah pendiri Illuminati dan perampas kekuasaan atas loji-loji Freemasonic di seluruh dunia, khususnya loji-loji di Inggris serta Scotlandia).

Barry Chamish, di dalam artikel tersebut di atas, ia mengutip ucapan Rabbi Antelman yang menjelaskan didalam bukunya ” To Eliminate the Opiate: ” bahwa “Sebuah gerakan yang sepenuhnya pengikut setan saat ini sedang memegang peran”. Tujuan Jesuit adalah menghancurkan agama Reformasi Protestan yang mendorong dikembalikannya kedudukan seorang paus yang diberikan kewenangan penuh untuk menghakimi terhadap seluruh umat manusia.
Sedangkan tujuan keluarga Rothschild adalah untuk melakukan kontrol terhadap kekayaan dunia. Sementara visi Frankist adalah membinasakan etika Yahudi untuk menggantikannya dengan sebuah agama yang benar-benar bertentangan dengan kehendak Tuhan atau [Setanisme kelas atas]. Ketika fraksi ini bersatu, meletuslah peperangan demi peperangan berdarah melawan kemanusiaan, dengan Yahudi di garis terdepan”

Dalam sebuah buku berjudul “The Messianic Idea in Judaism” ditulis oleh profesor Yahudi Gershon Scholem (edisi 1971, halaman 126) pengarang menulis tentang Jacob Frank sbb: “Dalam semua tindakannya [Jacob Frank] bertindak sebagai seorang yang sungguh-sungguh sangat jahat dan merosotkan moral dan etika individu” dan sebagai “salah satu dari fenomena yang paling menakutkan dalam keseluruhan sejarah Yahudi.”

ImageJacob Frank menganggap dirinya sebagai seorang messiah. Dia mengaku sebagai titisan dari kepala keluarga Yahudi, Jacob. Dia memerintahkan kepada k.l. 13,000 orang pengikut-pengikutnya untuk berpura-pura memeluk agama Katholik dan melakukan infiltrasi di dalam gereja Katholik. Dia menunjuk Katholik sebagai “Esau,” saudara Jacob menurut kitab Bibel, sementara dia dan para pengikut-pengikutnya mengaku sebagai bagian dari Jacob menurut kitab Bibel.
Kepada pemeluk agama Kristen Katholik dia menceritakan bahwa sudah waktunya untuk melakukan sebuah rekonsiliasi antara “Jacob” dan “Esau.” Sementara itu dia mengatakan kepada para pengikut-pengikutnya secara rahasia, bahwa mereka berperan sebagai Jacob yang menipu Esau sebagaimana dalam cerita Alkitab, sehingga melalui cara penipuan ini, kata Jacob, kita akan mendirikan sebuah kerajaan Yahudi yang anti-kristus di wilayah Palestina.

Rabow, dalam bukunya pada halaman 130 menyebutkan bahwa: “para pengikut Frankis juga melibatkan diri dalam berbagai intrik politik internasional, dan mengirimkan utusan rahasia kepada pemerintah Russia serta Gereja Ortodoks Ketimuran menawarkan untuk membantu menggulingkan pemerintah Polandia serta Gereja Katholik.”

Jerry Rabow menggambarkannya lebih rinci dalam bukunya “50 Jewish Messiahs” (sumber Barry): “Dia [Frank] memperluas pengajaran paradoks Shabbatai Zevi bahwa dengan datangnya zaman messiah telah terjadi transformasi Alkitab mengenai larangan hubungan seksual menjadi dibolehkan dan bahkan merupakan sebuah kewajiban. Menurut Frank, melibatkan diri kedalam sebuah pesta-pora seks sekarang menjadi cara atau jalan untuk melakukan pensucian jiwa dari dosa-dosa.
Penyelewengan susila menjadi sebuah terapi … Frank meyakinkan para pengikut-pengikutnya bahwa hanya ada satu jalan bagi agama Yahudi yang mereka yakini untuk tetap bertahan adalah dengan cara berpura-pura secara lahiriah memeluk agama Kristen, sebagaimana dilakukan oleh Yahudi Donmeh, berpura-pura memeluk agama Islam.

Dalam bulan Pebruari 1759, para pengikut Frank menyatakan kepada Gereja Katholik bahwa mereka siap untuk di baptis.”

Pada halaman 121 buku Rabow, disebutkan bahwa: “Donmeh sekarang telah merubah Shabbatain Purim ke dalam sebuah pesta-pora seks tahunan, ketika para anggotanya saling bertukar pasangan dalam sebuah upacara yang disebutnya sebagai ‘memadamkan cahaya -extenguishing the lights.’ Donmeh menjustifikasi pesta pora seks Purim, dan mereka juga secara reguler mempraktekan aktivitas hubungan seks lainnya dengan saling bertukar pasangan istri-suami dengan memuji keteladan kitab Bibel

The Jewish Encyclopedias mendefinisikan Donmeh sebagai “sebuah kata Turki untuk ‘orang murtad’ dan mengacu kepada Yahudi dari Timur Dekat pengikut Sabbatai Zevi yang memeluk agama Islam pada tahun 1666, tetapi dengan diam-diam mereka masih mempraktekan ajaran dan upacara agama Yahudi, menyembah Sabbatai sebagai Mesiah dan titisan Tuhan.”

Peneliti lain mengatakan bahwa: “Sikap Yahudi Donmeh kepada publik Turki memperlihatkan kasih sayang yang besar kepada Islam, akan tetapi di kalangan mereka, seluruhnya menolak Islam bahkan meremehkannya.” Tidak perlu dikatakan lagi bahwa di Kekaisaran Ottoman mereka juga secara diam-diam dan bahkan lebih membenci serta meremehkan agama Kristen.
Sama seperti yang dilakukan oleh “Turki” Donmeh yang berkuasa di Turki sewaktu Perang Dunai I ketika terjadi Genosida atas suku bangsa Armenia. Mereka adalah para penguasa Kekaisaran Ottoman dan merekalah yang melaksanakan serta memberikan perintah untuk melakukan pembantaian — dengan cara paling kejam yang tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia sesuai dengan rencana yang telah mereka buat untuk membantai — hampir semua penduduk Kristen di Asia Kecil: Satu Setengah Juta orang Armenia, setengah juta orang Yunani dan Yunani Pontian serta setengah juta orang Asyria dan Caldean.

Pengarang Turki, Mevlan Z. Rifat, mengacu pada sekte Donmeh dan dikatakannya sebagai “sebuah sekte sinkretis Yahudi-Muslim,” yang ditulis dalam bukunya berjudul “Inner Folds of the Ottoman Revolution” 1929.– “Genosida bangsa Armenia diputuskan pada bulan Agustus 1910 dan Oktober 1911 oleh seorang anggota Komite Turki Muda, dimana keseluruhan anggota komite adalah Yahudi Balkan dalam bentuk sekte sinkretis Yahudi-Muslim, termasuk di dalamnya adalah Tallat, Enver, Behaeddin Shakir, Jemal dan Nazim, mereka bergaya dan bersikap seperti orang-orang Muslim.
Hal itu sesuai dengan loji Grant Orient yang didanai oleh Rothschild di Yunani Salonika. Oleh karena itu tidaklah heran infrastrukturnya disusun dalam bulan Agustus 1914 di Erzerum untuk merencanakan Pembantaian Besar-besaran – Great Massacres, hampir tiga bulan sebelum Turki terlibat ke dalam Perang Besar. Selama Perang Dunia I, Yahudi menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan Turki yang belum pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya, termasuk anggota sekte sinkretis Yahudi-Muslim adalah tiga orang presiden Turki, yaitu Ataturk, Inonu, dan Bayar.” Tidak diketahui apakah buku karangan Rifat tersedia terjemahannya dalam bahasa Inggris atau tidak, namun buku itu sudah diterjemahkan kedalam bahasa Armenia pada tahun 1939.

Seorang ilmuwan Yahudi bernama Avrum M. Ehrlick, menulis buku dengan judul “Sabbatean Messianism As Proto-Secularism” (sumber, tulisan Berry, Kerry, Gaza and the New Sabbatean Holocaust): “Dr Nazim, Nuzhet Faik, Mustafa Arif, Muslihiddin Adil, Sukru Bleda, Halide Edip Adivar dan Ahmet Emin Yalman mereka semuanya aktif di dalam gerakan Turki Muda serta berasal dari keluarga Yahudi Donmeh.

Mehmet Kapanci (1839-1924) seorang walikota Salonica dan pemilik bank terkenal yang membiayai C.U.P [beberapa orang Armenia adalah anggota mason dan bagian dari the Committee of the Union and Progress Party sebelum terjadinya Genosida] dan berasal dari Yahudi Donmeh.
Yahudi lainnya yang aktif di dalam gerakan Turki Muda adalah Nissim Mazliah dari Izmir dan Vitali Faradji, Moise Cohen (juga dijuluki Munis Tekinalp) adalah Yahudi yang aktif dan pernah menjadi mahasiswa kerabbian kemudian beralih menjadi pebisnis serta dengan aktif menyatakan kebanggaan identitasnya sebagai seorang Turki dengan sentimen/perasaan Zionis … Adalah aneh bahwa Perdana Menteri Israel pertama dan kedua, yaitu David Ben Gurion dan Moshe Sharett serta Presiden kedua Israel Yitzchak Ben Zvi pernah tinggal serta belajar di Istambul dan memeluk konsep ‘lehitatmen’, yang dalam bahasa Ibrani artinya adalah ‘untuk menjadi seorang Ottoman’. Ben Zvi dikatakan orang sebagai keturunan dari keluarga Sabbatean. Sharett bertugas pada angkatan darat Ottoman dalam Perang Dunia I.
Ben Gurion pindah kewarganegaraan Russia menjadi warganegara Ottoman, mereka takut melakukannya di Palestina. Presiden Israel Ben Zevi, Zalman Shazar dan status yang lebih rendah lainnya seperti Yitzchak Navon, mereka menjadi mahasiswa Ottomanism. Mehmet Cavit Bey (1875-1926) adalah salah seorang tokoh politik Yahudi Donmeh yang paling penting. Dia aktif dalam revolusi pada tahun 1908, ia juga sebagai seorang editor sukses sebuah tabloid dan profesor keuangan serta pernah menjadi Menteri Keuangan selama tiga periode dalam pemerintahan Turki Modern sampai dieksekusi karena diduga keras berperan dalam usaha pembunuhan Ataturk. Cavit Bey adalah seorang Zionis yang paling bersemangat yang dapat melihat keuntungan-keuntungan bagi Turki di pemukiman Yahudi di Palestina.”

Kemal AttaturkAvrum Ehrlich menguraikan secara terperinci dalam bukunya yang sama : “Tingkat keterlibatan Yahudi dalam revolusi gerakan Turki Muda diperdebatkan, beberapa membantah bahwa Yahudi dan Yahudi Donmeh mendominasi the Committee of the Union and Progress Party (C.U.P) yang menguasai Negara. Yang lainnya berpendapat bahwa hal ini adalah retorika anti-Yahudi dan terlalu melebih-lebihkan, sementara itu Yahudi mendukung revolusi di tingkat lapisan bawah, mereka tidak benar-benar terwakili di eselon partai.
Menurut diplomat Inggris yang melaporkan kepada pemerintahnya menjelaskan bahwa ada sebuah komplotan konspirasi Yahudi-Masonik yang bekerja menguntungkan revolusi. Donmeh dipercaya sama-sama terlibat dalam revolusi, akan tetapi detilnya yang pasti sedikit diketahui karena sejumlah alasan-alasan … Adalah melalui loji Masonik-lah bahwa Donmeh, Yahudi dan Bektashi serta kaum sekuler, mereka yang kurang diterima dalam lingkungan mainstream masyarakat, namun kemudian mereka mampu mendapatkan pijakan yang sejajar, dan banyak dari mereka menjadi instrumen penting dari revolusi. … Dalam hubungan ini, benar atau tidaknya, terdapat kecurigaan bahwa Masonry bertanggungjawab atas hasutan dan aktivitas-aktivitasnya yang bersifat subversif, memang Turki waktu itu merupakan tempat yang sesuai untuk sebuah revolusi, menyediakan loji dan personilnya, kerahasiaan serta kerangka untuk revolusi.
Donmeh tumbuh subur di lingkungan Masonik, membiarkan mereka secara rahasia maupun untuk mempengaruhi, memelihara ide-ide religius mereka dalam sebuah atmosfir yang non-dogmatis. Menghilangkan perbedaan antara Yahudi dan orang-orang Muslim, mereka tampak merepresentasikan kepuasan yang dikompromikan dari sebuah revolusi sekuler Turki Muda. Sampai hari ini Donmeh terlibat dalam Loji-loji Masonik Turki.”

Barry Chamish percaya bahwa Genosida Bangsa Armenia adalah sebuah pengulangan Holokos Yahudi. Berry adalah mantan seorang anggota militer Israel dan beralih profesi menjadi seorang wartawan investigasi, ia sudah memberikan peringatan kepada sesama orang Yahudi mengenai akan terjadinya sebuah Holokos Kedua Yahudi yang waktunya sesuai dengan yang direncanakan Israel. Saat ini bangsa-bangsa Arab dan orang-orang Muslim memainkan peran Nazi Jerman sewaktu Perang Dunia II.

Penelitian Barry menyampaikannya kepada fakta, bahwa baik para perencana maupun penghasut Genosida bangsa Armenia dalam Perang Dunia II itu pada dasarnya sama dengan perencana dan penghasut Holokos Yahudi pada waktu Perang Dunia II, dan mereka sedang merencanakan holokos Yahudi lainnya saat terjadi Perang Dunia III, yang direncanakan disulut di Timur Tengah.

Jangan menuduh pengarang artikel ini sebagai seorang anti-Semit, dia akan menjadi orang pertama yang datang untuk membantu setiap orang Yahudi yang hidupnya dalam keadaan bahaya. Juga, dia bukan seorang pembenci, hatinya penuh dengan cinta-kasih terhadap sesama.

Dia juga bukan seorang pendusta, dia tidak akan melakukan kedustaan dengan sengaja; sekarang dia seorang tua yang ayahnya termasuk salah seorang yang selamat dari Genosida bangsa Armenia 90 tahun lalu dan dia sedang berusaha untuk menemukan fakta apa yang sebenarnya terjadi, karena keadilan di muka bumi ini belum menyentuh terhadap Genosida Armenia dan isunya tidak pernah akan mati. Tidak bisa disapu di bawah permadani sebagaimana dilakukan oleh Turki dan sekutu mereka sedang berusaha untuk melakukan hal yang sama.

Sebagaimana dikatakan oleh President Putin sewaktu melakukan kunjungan pertamanya ke Israel: “Dalam abad ke-21, di masa mendatang tidak ada lagi tempat untuk penyakit xenophobia – benci pada asing, anti-Semitisme atau bentuk-bentuk lain daripada ketidak-toleranan rasial atau religius. Hal ini bukan hanya merupakan hutang kita kepada jutaan yang mati di dalam kamar-kamar gas [dan dapat saya tambahkan, dalam medan pembunuhan Armenia yang bersejarah], adalah tugas kita untuk generasi yang akan datang.”(konspirasi/sbl)
19.24 | 0 komentar | Read More

Keanehan Hari Natal

Sejarah Natal
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.


Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul “Christmas”, anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:

“Christmas was not among the earliest festivals of Church … the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to christmas.”

“Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja … bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”

Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul “Natal Day,” Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:

“In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Paraoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world.”

“Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”

Encyclopedia Britannica, yang terbit tahun 1946, menjelaskan sebagai berikut:

“Christmas was not among the earliest festivals of the church… It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority. It was picked up of afterward from paganism.”

“Natal bukanlah upacara – upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”

Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan sebagai berikut:

“Christmas…It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…” (The “Communion,” which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “…A feast was established in memory of this event (Christ’s birth) in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.”

“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..” (“Perjamuan Suci” yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) “…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari.” Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”

Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian – jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat – upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.

Dusta 25 Desember


Sungguh amat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin! (Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim salju dan hawanya sangat dingin) Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut:

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, di kota Daud.”

Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, kita Kidung Agung 2: dan Ezra 10:9, 13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin pada gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.

Adam Clarke mengatakan:
“It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about the Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain.” (Adam Clarke Commentary, Vol.5, page 370, New York).

“Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama).”

Adam Clarke melanjutkan:
“During the time they were out, the sepherds watch them night and day. As…the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometime in october), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these sepherds had not yet brought home their flocks, it is a presumptive argument that october had not yet commenced, and that, consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than September, as the flocks were still in the fields by night. On this very ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is a chronological fact…See the quotation from the Talmudists in Lightfoot.”

“Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan November, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba-domba berkeliaran di padang terbuka di malam hari. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari berbagai bukti inilah, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan. Memberi makan ternak di malam hari, adalah fakta sejarah…sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud (kitab suci Yahudi) dalam bab “Ringan Kaki”.

Di ensiklopedi mana pun atau juga di kitab suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopedia sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini.

Tidak seorang pun yang mengetahui, kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya. Jika kita meneliti dari bukti-bukti sejarah dan kitab suci Kristen sendiri, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Yesus lahir pada awal musim gugur – yang diperkirakan jatuh pada bulan September – atau sekitar 6 bulan setelah hari Paskah.

Jika Tuhan menghendaki kita untuk mengingat-ingat dan merayakan hari kelahiran Yesus, niscaya dia tidak akan menyembunyikan hari kelahirannya.

Awal Perayaan Natal Oleh Gereja
New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge dalam artikelnya yang berjudul “Christmas” menguraikan dengan jelas sebagai berikut:

“How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec.25) following the Saturnalia (Dec.17-24), and celebrating the shortest day of the year and the ‘new sun’… can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence…The pagan festival with its riot and merrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this pagan festival.”

“Sungguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan kafir Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat populer di masyarakat itu diambil Kristen…Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus Kristus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopatamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan kepada dewa Matahari.”

Perlu diingat! Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M. dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen.

Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dan sangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama, New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun = Matahari, Day = Hari – dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu — pen.) Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Yesus) identik dengan Matahari, yang kemudian pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan – Yesus).

Demikianlah asal usul “Christmas – Natal” yang dilestarikan oleh dunia Barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-day, Son of God, Christmas dan Natal, pada hakikatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa Matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci.

Marilah kita kembali membaca Encyclopaedia Britannica yang mengatakan sebagai berikut:

“Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th to December, which was then a Mithraic feas … or birthday of the unconquered SUN … The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of sun worship and idolatry, contending… that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…”

“Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tak terkalahkan. Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus…”

Asal Mula Perayaan Natal
Kita mewarisi Natal berasal dari Gereja Katolik Roma, dan gereja itu mendapatkannya dari kepercayaan pagan (kafir) Politeisme, lalu dari manakah agama kafir itu mendapatkan ajaran itu? Dimana, kapan, dan bagaimana bentuk asli ajaran itu?


Bila kita telusuri mulai dari ayat-ayat Bible (Alkitab) sampai pada sejarah kepercayaan bangsa Babilonia kuno, niscaya akan ditemukan bahwa ajaran itu berasal dari kepercayaan berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia di bawah raja Nimrod (Namrud – di masa inilah nabi Ibrahim lahir). Jelasnya, akar kepercayaan ini tumbuh setelah terjadi banjir besar di masa nabi Nuh.

Nimrod, cucu Ham, anak nabi Nuh, adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia. Sejak itulah terdapat dasar-dasar pemerintahan dan negara, dan sistem ekonomi dengan cara bersaing untuk meraih keuntungan. Nimrod inilah mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Nineweh dan kota-kota lainnya. Dia pula yang pertama membangun kerajaan di dunia.

Nama “Nimrod” dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya “dia membangkang atau murtad” (Karena bahasa Ibrani serumpun dengan bahasa Arab, silahkan anda membandingkan kata “Marad” dengan kata Arab “Ridda” atau “murtad”. Pen)

Dari catatan-catatan kuno, kita mengetahui perjalanan Nimrod ini, yang mengawali pemurtadan terhadap Tuhan dan menjadi biang manusia pembangkang di dunia sampai saat ini. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya, dia mengawini ibu kandungnya sendiri yang bernama Semiramis. Setelah Nimrod meninggal dunia, ibu yang merangkap sebagai istri tersebut menyebarkan ajaran bahwa Roh Nimrod tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati.

Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon Evergreen yang tumbuh dari sebatang kayu yang mati, yang ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod yang sudah mati. Untuk mengenang hari kelahirannya, Nimrod selalu hadir di pohon evergreen ini dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. 25 Desember itulah hari kelahiran Nimrod. Dan inilah asal usul pohon Natal.


Melalui pengaruh dan pemujaannya kepada Nimrod, Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia. Dengan berbagai julukan, akhirnya Nimrod dipuja sebagai “Anak Suci dari Sorga”. Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari satu bangsa ke bangsa lainnya, penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi Mesiah Palsu yang berupa dewa Baal, anak dewa Matahari. Dalam sistem kepercayaan Babilonia ini, “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali) menjadi obyek penyembahan.


Ajaran penyembahan kepada ibu dan anak ini menyebar luas sampai di luar Babilonia dengan bentuk dan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa negara-negara yang ditempatinya. Di Mesir dewa-dewi itu bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna, jauh sebelum Yesus lahir!

Trinity Pagan
Sampai pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi, ketika dunia pagan (penyembah banyak dewa) Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen,” dengan membawa adat dan kepercayaan pagan mereka yang lama. Akibatnya kepercayaan kepada Dewi Madonna, Ibu dan Anak juga menjadi populer, terutama di waktu hari Natal. Di setiap musim Natal kita selalu mendengar lagu-lagu atau hymne: “Silent Night” atau “Holy Night” yang sangat akrab dengan tema pemujaan terhadap Ibu dan Anak.

Kita yang sejak lahir diwarnai oleh alam budaya Babilonia, telah diajarkan untuk mengagungkan dan memuliakan semua tradisi yang berasal dari jaman jahiliyah kuno itu. Kita tidak pernah bertanya untuk mengetahui dari manakah asal usul adat seperti itu – Apakah ia berasal dari ajaran Bible (Alkitab), ataukah ia berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang sesat?

Kita terperangah seakan-akan tidak mau menerima kebenaran ini, karena seluruh dunia terlanjur telah melakukannya. Lebih aneh lagi, sebagian besar meremehkan dan mencemooh kebenaran ini. Namun Tuhan telah berfirman kepada para utusannya yang setia:

“Katakan dengan lantang,
dan jangan menghiraukan penghinaan mereka!
Kumandangkan suaramu seperti terompet!
Dan tunjukkan di depan umatKu tentang kesesatan mereka!”
Memang kenyataan ini sungguh sangat mengejutkan bagi mereka, meskipun ini adalah fakta sejarah dan berdasarkan kebenaran dari Bible (Alkitab).

Natal adalah acara ritual yang berasal dari masa Babilonia kuno yang belum mengenal agama yang benar. Tradisi ini diwariskan puluhan abad yang lampau sampai kepada kita.


Di Mesir, ia dipercayai bahwa Dewi Isis (Dewi Langit) melahirkan anaknya yang tunggal pada tanggal 25 Desember. Hampir semua orang-orang penyembah berhala (paganis) di dunia waktu itu, merayakan ulang tahun (Natal) anak dewi Isis ini jauh sebelum kelahiran Yesus.


Dengan demikian, sudah jelas bagi kita bahwa 25 Desember itu bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen abad pertama tidak pernah menyelenggarakan Natal, meskipun hanya sekali. Tidak ada ajaran atau pun perintah perayaan Natal di dalam Bibel. Sekali lagi, perayaan Natal atau Christmas itu adalah ulang tahun anak dewa yang dianut oleh para paganis, dan bukan dari ajaran Kristen. Percaya atau tidak, terserah anda!

Upacara ini berasal dari cara-cara pemujaan yang dikenal dengan “Chaldean Mysteries” (Misteri Kaldea) berasal dari ajaran Semiramis, isteri Nimrod. Kemudian adat ini dilestarikan oleh para penyembah berhala secara turun-temurun hingga sekarang dengan wajah baru yang disebut Kristen.

Perhatikan Matahari yang berada di atas kepala Isis dan Maria.

Asal Usul Pohon Natal
Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” yang dipakai pada saat perayaan musim panas, karena mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas.


Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upayara Kristen hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan.

Holy Berries


Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut:

“The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of pre-Christian times.”

“Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”

Sedangkan buku Answer to Question yang ditulis oleh Frederick J. Haskins menyebutkan bahwa:

“The use of Christmas wreath is believed by authorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same time as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”

“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”


Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:

“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an improverrished citizen… is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus…”

St Nicholas
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…”

Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka?

Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan:

“Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!”

Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan sudah mengatakan:

“Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan.”

Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga merupakan Setan.

Di dalam kitab suci telah dijelaskan sebagai berikut:

“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II Korintus 11:14)

Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau.

Bible Versus Pohon Natal
Bagaimana Bibel berbicara tentang Natal, atau mencatat pandangan para murid Yesus atau bapak-bapak geraja awal. Jawabannya sungguh sangat mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut:

“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.”

“Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?

Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”

Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon Natal. Kita dilarang mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat kelima dijelaskan bahwa:

“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.”
“Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.”

Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada larangan untuk membuat pohon Natal. Tetapi jika telah membacanya, apa yang harus dikatakan?

Hadiah Natal
Acara yang paling penting dari seluruh kegiatan Natal adalah “The Christmas Shopping Season – Musim Belanja Natal” yang dilakukan dengan cara membeli dan tukar menukar hadiah. Mungkin banyak orang yang mengecam kami sambil berkata:

“Bukankah Bibel (Alkitab) telah menceritakan kepada kita untuk ditiru? Lupakah kita kisah 3 orang dari timur yang datang ke Betelhem untuk memberikan hadiah ketika Yesus lahir?”

Memang, kami mengetahui cerita itu di dalam Alkitab. Tetapi, silahkan anda melihat keterangan kami yang mengejutkan ini. Marilah menengok sejarah asal usul tukar menukar hadiah itu, kemudian kita bandingkan dengan ayat Alkitab.

Pada Bibliothica Sacra, volume 12, halaman 153-155, kita dapat membaca sebagai berikut:

“The interchange of presents between friends is alike characteristic of Christmas and the Saturnalia, and must have been adopted by Christians from the Pagan, as the admonition of Tertullian plainly shows.”

“Tukar menukar hadiah antar teman di hari Natal serupa dengan adat agama Saturnalia. Kemungkinan besar, kebiasaan ini diadopsi oleh orang-orang Kristen dari agama Pagan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Tertulianus.”

Dari bukti yang jelas ini, ternyata kebiasaan pertukaran hadian sesama teman dan famili pada hari Natal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kisah dalam Alkitab tersebut. Acara Natal bukanlah merayakan ulang tahun Yesus Kristus, juga bukan untuk menghormatinya.

Sebagai contoh, seorang teman yang sangat anda cintai sedang merayakan ulang tahunnya. Bila ingin membahagiakannya di hari kelahirannya itu, apakah anda membeli hadiah untuk teman yang lain? Membeli lagi dan tukar menukar hadiah dengan teman-teman dan kekasih anda, tetapi tidak memberi hadiah apa pun kepada teman yang anda cintai, yang sedang anda rayakan hari ulang tahunnya? Tidakkah disadari keganjilan seperti itu?

Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri yang selalu dilakukan oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Mereka menghormati “sebuah hari” (yang sebenarnya bukan hari kelahiran Yesus Kristus) dengan berbelanja dan membeli hadiah sebanyak-banyaknya untuk ditukarkan kepada teman-teman dan kerabatnya. Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun, begitu pula pengalaman para pastur dan pendeta; Apabila bulan Desember tiba, hampir semua orang yang mengaku Kristen lupa memberi hadiah kepada Yesus Kristus yang mereka cintai.

Desember adalah bulan yang paling sulit untuk menghidupkan ajaran Yesus. Sebab semua orang terlalu disibukkan untuk membeli dan menukar hadiah daripada mengingat Yesus dan menghidupkan ajarannya. Peristiwa melupakan Yesus ini terus berlangsung sampai bulan Januari bahkan Pebruari. Sebab mereka harus melunasi biaya pengeluaran yang dibelanjakan pada waktu Natal. Sehingga mereka sulit mengabdi kepada Yesus kembali sebelum bulan Maret.

Sekarang, perhatikan apa kata Bibel tentang tiga orang dari timur yang memberikan hadiah kepada Yesus, yang berbunyi sebagai berikut:

“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-bintang di timur dan kami datang untuk menyembah dia.” Ketika raja Herodes mendengar tentang hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yudea, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yudea, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel. Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai anak itu dan segera sesudah kamu menemukan dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadanya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Hadiah untuk Yesus
Perhatikanlah dengan teliti. Ayat bibel tersebut menceritakan bahwa pada mulanya orang-orang Majus tersebut menanyakan tentang Bayi Yesus yang lahir sebagai Raja Yahudi. Lalu, mengapa mereka memberi hadiah kepadanya? Apakah karena hari kelahirannya?

Jawabannya adalah “Tidak.” Sebab mereka memberi hadiah beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah hari kelahirannya.

Bisakah peristiwa ini dipakai pedoman bagi kita untuk melakukan kebiasaan memberi atau saling menukar hadiah di antara kita? Jelas tidak bisa. Sebab orang-orang Majus tersebut tidak saling menukar hadiahnya, tetapi mereka memberi hadiah kepada Yesus. Bukan tukar menukar hadiah sesama teman atau kerabatnya.

Mengapa? Silahkan anda membaca buku Adam Clarke Commentary, volume 5, halaman 46 yang berbunyi sebagai berikut:

“Verse 11. (They presented unto him gifts.) The people of the east never approach the presence of kings and great personages, without a present in their hands. The custom is often noticed in the Old Testament, and still prevails in the east, and in some of the newly discored South Sea Islands.”

“Ayat 11. (Mereka memberi hadiah kepadanya.) Adalah kebiasaan orang-orang timur, apabila menghadap raja atau orang-orang terkemuka, mereka selalu membawa hadiah. Kebiasaan seperti ini juga tercantum dalam kitab Perjanjian Lama, dan masih berlaku di timur, juga dapat ditemuka di South Sea Islands (Kepulauan Laut Selatan).”


Dari keterangan Adam Clarke ini, jelaslah bagi kita, bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dipakai pedoman atau dikaitkan dengan kebiasaan Kristen baru dengan menukar hadiah kepada temannya untuk menghormati ulang tahun Yesus. Sebaliknya, mereka mengikuti adat orang-orang timur kuno yang memberi hadiah ketika mengharap raja. Mereka mendatangi Yesus, yang lahir sebagai Raja Yahudi. Sebagaimana ratu Sheba (Balqis) membawa hadiah kepada raja Salomo (Sulaiman). Bahkan seperti sekarang ini, para tamu negara pasti membawa hadiah atau cindera mata apabila datang ke White House (Gedung Putih) untuk menemui presiden.

Jadi kebiasaan menukar hadiah ini bukanlah dari ajaran Kristen, melainkan hanya merupakan pelestarian tradisi lama yang dilakukan oleh orang-orang pagan (penyembah berhala). Di saat menjelang Natal atau Christmas yang katanya untuk menghormati Kristus dan menghidupkan ajarannya, justru orang-orang Kristen bertambah set back (jauh) dari ajaran Yesus.

Natal Memuliakan Tuhan, Benarkah?
Ada dua alasan yang dipakai dasar oleh orang-orang yang menyelenggarakan Natal, sebagai cara untuk menghormati Yesus Kristus, meskipun mereka mengetahui bahwa perayaan itu warisan kepercayaan Paganisme:

1. Banyak yang mengajukan alasan: “Walaupun kita tidak mengetahui secara tepat hari kelahiran Yesus, apa salahnya kita memilih hari untuk merayakan ulang tahunnya.”

Kami akan menjawab dengan pasti “Tidak bisa”. Sebab dalam Catholic Encyclopedia (Eksiklopedi Katolik) telah dijelaskan:

“Sinners alone, not saints, celebrate their birthday = Hanya orang kafir, bukan orang-orang suci, yang merayakan hari ulang tahun mereka.”

Perayaan ulang tahun bukan berasal dari agama Kristen, melainkan dari ajaran agama kafir.

2. Ada pula yang beralasan: “Walaupun Natal itu kebiasaan orang-orang kafir (pagan) yang menyembah dewa matahari, tetapi kita tidak menyembah dewa tersebut, melainkan untuk menghormati Yesus Kristus.”

Tetapi sudahkah kita mendengarkan jawaban Tuhan melalui firmannya yang berbunyi sebagai berikut:

“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: “Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada tuhan mereka? Aku pun mau berlaku begitu.” Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhanmu. Sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka bagi tuhan mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi tuhan mereka.” (Ulangan 12:30-31)


Tuhan berfirman dengan jelas dalam kitab suciNya, bahwa Dia tidak mau menerima dalam bentuk penyembahan yang menyerupai atau meniru cara penyembahan orang-orang kafir kepada tuhannya. Cara penyembahan seperti itu sangat menjijikkan bagi Tuhan. BagiNya, pemujaan yang demikian itu tidak layak untukNya, melainkan hanya pantas untuk memuja berhala. Sebagaimana yang sering kita dengar, Tuhan melarang kita menyembahNya hanya dengan “menurut kata hati kita sendiri.” Yesus telah bersabda:

“Allah itu Roh, dan barang siapa yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:24)

Dan apa yang dimaksud dengan kebenaran itu? Firman Tuhan atau Kitab suci Bibel itulah kebenaran. Sebagainya sabda Yesus yang berbunyi sebagai berikut:

“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; FirmanMu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17)

Di Dalam Bibel sendiri, secara jelas Tuhan berfirman bahwa Dia tidak mau menerima penyembahan kepadaNya, dengan meniru cara penyembahan para penyembah berhala. Begitu pula cara yang dipakai untuk mengagungkan dan memuliakan Yesus Kristus.

Ingatlah sekali lagi, peringatan Yesus yang berbunyi:

“Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan ajaran yang mereja ajarkan ialah perintah manusia.”

Natal atau Christmas adalah tradisi dan ajaran manusia, sedangkan ajaran Tuhan telah melarangnya. Selanjutnya Yesus bersabda lagi:

“Sungguh kamu telah menolak ajaran Tuhan, tetapi kamu mengikuti ajaran tradisimu sendiri.”

Alangkah tepat firman-firman Tuhan yang dilontarkan kepada berjuta-juta orang yang melakukan Natal itu. Mereka mengabaikan ajaran Tuhan. Tuhan melarang pemujaan yang meniru adat kaum kafir penyembah berhala, tetapi dengan senang hati kita melanggarnya. Tuhan berfirman:

“Janganlah kamu berbuat demikian terhadap Tuhanmu.”

Ternyata hampir semua orang menganggap ringan larangan itu. Atau karena tidak memiliki dasar agama yang kuat, akhirnya mereka mengikuti tradisi kebanyakan orang-orang untuk merayakan Natal.

Jangan salah! Tuhan membiarkan anda untuk berbuat semaunya dan tidak mengikuti petunjukNya. Tuhan membiarkan kita tenggelam dalam keramaian dan mengikuti tradisi orang-orang. Bahkan Dia akan membiarkan kita berlumuran dosa. Tetapi, Tuhan juga telah memerintahkan kita tentang datangnya hari perhitungan atau pembalasan. Jika kamu menanam, niscaya kamu akan memetik hasilnya. Yesus adalah firman Tuhan yang hidup, sedangkan Bibel adalah firman Tuhan yang tertulis. Dan kita akan diadili sesuai dengan ketetapan yang telah digariskan dalam firman tersebut. Kita pun tidak bisa mengelak dan mengabaikannya.

Kembali Ke Zaman Babilonia
Christmas atau Natal telah menjadi musim panen para pedagang. Ia menjadi sponsor yang terus dilestarikan oleh perusahaan advertising setiap tahun. Anda selalu melihat Santa Claus yang dipajang di setiap toko. Iklan-iklan menyambut dan mengajak kita untuk merayakan “Beautiful Christmas Spirit”. Koran yang selalu menjual iklan, ikut menyemarakkan musim kaum kafir tersebut di tajuk rencananya. Orang yang mudah terbius oleh tradisi ini, akan marah bila ditunjukkan kebenaran dari Tuhan. Padahal “Christmas Spirit = Semangat Natal” yang diselenggarakan setiap tahun itu, bukanlah untuk mengangungkan Kristus, melainkan hanya untuk promosi barang-barang dagangan. Sebagaimana rayuan setan lainnya, ia dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang” yang amat indah. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan begitu saja, sementara ajaran Yesus diterlantarkan. Itulah bagian dari sistem perekonomian Babilonia.

Sebagaimana yang telah diramalkan oleh Bibel (Alkitab), kita merasa berada di negara Kristen, padahal kita di Babilonia, tetapi kita tidak menyadarinya. Ingatlah pesan Alkitab yang berbunyi sebagai berikut:

“Pergilah kamu hai umatKu, pergilah dari padanya, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4)

Oleh karena itu, di tahun ini, daripada jutaan uang tersebut dihambur-hamburkan begitu saja, lebih baik dibelanjakan untuk menunjang pekerjaan Tuhan.

Penulis Herbert W. Armstrong


Cerita Herbert W. Armstrong (1892-1986)
Herbert W. Amstrong yang sangat dihormati di kalangan pejabat, pebisnis, industriawan dan ilmuwan di seluruh dunia ini adalah seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dia juga sebagai kepala editor majalah Kristen “Plain Truth” yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan.

Majalah ini didirikan pada tahun 1934, dan beredar ke seluruh dunia. Pada tahun 1947, Amstrong mendirikan Ambassador College yang sekarang memiliki dua kampus besar di Pasadena California dan di Big Sandy Texas. Juga mendirikan dan sebagai kepala Ambassador International Cultural Foundation, yang bergerak di bidang kebudayaan, bantuan pada masyarakat miskin, dan gerakan kemanusiaan.

Dia sudah mengunjungi sekitar 70 negara untuk memberitakan Injil sebagai Kerajaan Tuhan. Bahkan Amstrong mendapatkan kehormatan dari kepala negara yang memiliki perbedaan keyakinan dengannya seperti di Jepang, India, Afrika Selatan, China, Israel dan Mesir. Pada usianya yang sudah mencapai 90 tahun, Amstrong masih aktif menulis, ceramah di televisi dan di depan publik.

Di antara buku hasil tulisannya adalah: The Wonderful World Tomorrow, What it Will be Like dan The United State and Britain in Prophecy.

Kenangan Natal Dimasa Kecilku
Ketika saya masih kecil, di saat malam Natal, saya biasa diajari dan disuruh menggantungkan kaos kaki di dinding dekat ruangan perapian. Esok harinya, kaos kaki tersebut penuh dengan hadiah-hadiah berupa mainan atau kotak makanan kesenangan saya. Selain hadiah tersebut, juga terdapat sebatang pohon Natal yang dihiasi bunga-bunga kertas berwarna perak dan emas. Di pohon ini pula, aneka rupa hadiah untuk anak-anak bergelantungan di dahannya dan berserakan di bawahnya.

Menurut para orang tua, semua hadiah Natal itu dibawa oleh Sinterklas atau Santa Clause yang telah datang di malam hari, melalui cerobong asap perapian. Seperti anak-anak lainnya, semua cerita itu saya telah begitu saja dengan penuh keyakinan. Tentu anda pun demikian. Sebab kita dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan kehidupan yang penuh dengan adat kebiasaan yang harus kita … terima, tanpa bertanya-tanya, yang dapat menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.

Mengapa kita bersikap demikian?
Instink hewanikah, sehingga kita ikut-ikutan dengan apa saja yang dilakukan oleh kebanyakan orang? Kambing memang akan tetap mengikuti kelompoknya, walaupun digiring untuk … dipotong sekalipun. Tetapi sebagai manusia, seharusnya bersikap kritis dengan menggunakan akal sehat.

Sebagai orang Kristen yang baik, kita tidak pernah menyelidiki, mengapa kita melakukan semua itu dan mengapa semua orang percaya bahwa yang mereka kerjakan itu benar. Seharusnya, sebagai umat Kristen yang ingin melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, kita harus bertanya, apakah upacara natal itu benar-benar ajaran Kristen? Apakah cara-cara merayakan Natal itu tidak mengajarkan kebohongan kepada masyarakat, yang merupakan … larangan Tuhan? Adakah firman Tuhan yang Hidup maupun firman tertulisNya yang memerintahkan kita untuk melakukannya? Apakah Yesus dan para Rasul juga melakukan seperti apa yang kita meriahkan selama ini? Apakah kebiasaan tukar-menukar hadiah Natal dengan teman dan kerabat dekat, juga betul-betul mengikuti ajaran Tuhan di dalam Bibel? Dan seterusnya … dan seterusnya …

Hampir semua orang berpendapat dan mengira bahwa semua upacara dan kebiasaan itu berasal dari ajaran Gereja. Tetapi betulkan semua pendapat dan perkiraan itu?

Mudah-mudahan fakta yang saya tulis dalam buku ini dapat meluruskan semua pendapat yang dapat menyesatkan dan merusak ajaran Tuhan yang sebenar-benarnya. Mungkin tulisan saya yang berdasarkan pada kenyataan ini akan mengejutkan orang Kristen, termasuk anda sendiri.



Mungkin anda tertarik

19.16 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...